AKU ADALAH

Foto saya
Aku bebas mengekspresikan apapun.

Waktu

Translate

Sabtu, 21 Mei 2011

Psikologi Sosial Anak Tunarungu

Definisi :
Tunarungu adalah keadaan kehilangan pendengaran meliputi seluruh gradasi/tingkatan baik ringan, sedang, berat dan sangat berat, yang akan mengakibatkan pada gangguan komunikasi dan bahasa. Keadaan ini walaupun telah diberikan alat bantu mendengar tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus. 

Klasifikasi ketunarunguan :
Berdasarkan tingkat kerusakan/kehilangan kemampuan mendengar 
1. Ringan 20-40 dB
2, Sedang 40-60 dB
3. Berat 70-90 dB
4. Berat sekali 90 dB ke atas

Masalah yang ditimbulkan akibat ketunarunguan :
(Menurut Arthur Boothroyd)
1. persepsi auditif
2. bahasa dan komunikasi
3. Kognisi dan intelekstual
4. Pendidikan
5. Vokasional
6. Masyarakat dan orang tua
7. Sosial
8. Emosi

Landasan pemberian layanan khusus :
1. Akibat ketunarunguannya anak tunarungu tidak mengalami masa pemrolehan bahasa
2. Akibat berikutnya anak tunarungu tidak berkembang bahasanya
3. Akibat miskin bahasa anak tunarungu mengalami masalah dalam komunikasi dan belajarnya/pendidikannya

Mengatasi berbagai permasalahan yang timbul akibat ketunarunguan :
  1. Dengan memberikan keterampilan berkomunikasi dan berbahasa
  2. Dengan mengembangkan intelektual, mental, sosial dan emosi
  3. Mengembangkan seluruh aspek kecakapan hidup
  4. Kata Ludwig Wedgenstein : Batas bahasaku adalah batas duniaku. Berikan anak tunarungu kemampuan berbahasa dan berkomunikasi yang cukup agar dunia mereka menjadi lebih luas.

Cara berkomunikasi dengan tunarungu : 
  • Bicara harus berhadapan dan diusahakan sejajar
  • Harus melihat muka pembicara
  • Jarak harus sesuai dengan daya jangkau penglihatan
  • Bicara wajar dan jangan dibuat-buat
  • Mulut tidak tertutup oleh benda lain
  • Berkespresi dan melodius
  • Cahaya harus cukup terang
  • Mulut tidak tertutup oleh benda lain
  • Artikulasi jelas
  • Kalimat sederhana
  • Pemakaian isyarat harus simultan
Penyesuaian sosial dan pribadi
Cacat pendengaran mengakibatkan masalah komunikasi. Dan masalah komunikasi sering menyebabkan kesulitan sosial dan perilaku :

Intervensi kepribadian dengan konsistensi menunjukkan bahwa anak-anak tunarungu mempunyai lebih banyak masalah penyesuaian daripada anak-anak yang berpendengaran normal. Jika anak-anak tunarungu yang tanpa masalah-masalah nyata atau sering diteliti, mereka ternyata menunjukkan kekahasan, egosentrik, tanpa kontrol diri, impulsif dan keras kepala (Meadow, 1987, h.97).

Davis (1981) melaporkan kesepian dan penolakan terhadap anak-anak yang kehilangan pendengaran yang dibaurkan dalam program sekolah setempat, hampir semua anak-anak tunarungu hanya mempunyai satu atau dua teman akrab dan sedikit diantara mereka yang terpilih sebagai petugas kelas atau dijadikan pemimpin atau ratu kampus. 
Masa peningkatan dewasa adalah masalah yang sulit bagi hampir semua anak-anak muda. Tetapi bagi anak-anak tunarungu mengalami kesulitan yang utama. Mereka kekurangan kemampuan komunikasi yang begitu penting bagi fungsi sosial. yang lebih buruk lagi, mereka berbeda : 
Cacat pendengaran, kecuali kasus-kasus langka, mempengaruhi ketenangan terjadinya komunikasi dan komunikasi merupakan dasar bagi interaksi sosial. jadi keyakinan diri orang yang cacat pendengarannya terganggi mempengaruhi bagaiman penolakan olah orang lain itu diterima dan ditangani. Anak yang cacat pendengaran yang langka tidak melihat kekuraangan hubungan sosialnya dan tidak menginginkan penerimaan yang penuh dari anak-anak seusianya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar apapun . Penulis sangat menghargai atas segala kritik, saran dan kesan dari para pembaca.