AKU ADALAH

Foto saya
Aku bebas mengekspresikan apapun.

Waktu

Translate

Minggu, 29 Mei 2011

Kegagalan Indonesia di Sudirman Cup membawa inspirasi tersendiri



Gagal final tapi sudah melaksanakan target ke semifinal

Indonesia gagal mendaftarkan nama ke babak final Sudirman Cup setelah kemarin malam (18.10 WIB) dikalahkan Denmark dengan skor 1-3. Tim Indonesia tidak menyerah dengan mudah tapi penuh perjuangan dan semangat meskipun banyak yang meragukan Indonesia bisa lolos ke babak selanjutnya dan meragukan satu atau 2 grup yang mungkin langsung kalah. 
Pertarungan yang dimainkan pertama adalah ganda campuran. Padahal melihat kondisi sebelumnya, di hari sebelumnya mereka adalah yang memainkan terakhir dan sebagai penentu bagi Indonesia dan kemarin langsung dimainkan pertama. Bukan meragukan atau bagaimana tetapi tenaga yang tersimpan dan istriahat masih kurang. Bayangkan saja sudah yang terakhir main dan paling malam sendiri dan langsung dimainkan di awal. Capek melihatnya. Di babak pertama memang menang jauh tapi setelah main 3 set Indonesia gagal menyumbang point.
Tim merah putih yang mampu menyumbang point hanyalah dari ganda putra Alvent Yulianto Candra/Mohammad Ahsan yang langsung menang 2 set. Ini benar-benar luar biasa mereka mengalahkan pemain Denmark yang masuk 5 besar dunia. Ini merupakan catatan sejarah yang akan selalu dikenang dimana mereka adalah pejuang yang tetap memberikan point bagi Indonesia. Meskipun di ganda campuran gagal, tunggal putri gagal, tunggal putra gagal tetapi mereka masih memberikan point 1 angka bagi Indonesia. Tak memalukan dari pada harus mendapatkan skor 0-3. Itu tandanya angka 0, Indonesia kurang mampu mengalahkan Denmark.
Banyak yang sudah memprediksi bahwa Indonesia akan dikalahkan oleh Denmark dengan skor 1-3. 
Ini benar-benar pertarungan yang luar biasa tapi menurut saya pertarungan yang sangat luar biasa adalah antara Indonesia vs Jepang. 
Denmark yang diperkuat oleh banyaknya pemain yang masuk 10 besar ranking dunia, tetap berjaya meskipun semua pemainnya kini sudah merangkul usia tua. Bisa dikatakan "tembok kokoh yang sudah tua". Meskipun begitu tim Denmark baru kali ini mereka lolos ke babak semifinal dan final setelah 6 tahun absen. Ya, baru kali ini salah satu tim dari Eropa masuk ke final. Semua sudah tahu kalau semenjak dari dulu hanya tim-tim dari Asia-lah yang masuk ke babak prestisius. 
Banyak pemain-pemain tua yang masih saja bergelut di ajang Sudirman Cup 2011. Regenerasi pemain di banyak negara juga masih belum tampak. Di negara-negara lain masih saja memainkan pemain-pemain tua yang sudah banyak pengalaman. Tapi saya mulai melihat dari Indonesia yang sudah memulai masa regenerasi pemain dan sudah lama memainkan pemain-pemain baru yang tampil di ajang internasional. Masih bisa dikatakan bahwa Indonesia telah memainkan shuttler-shuttler muda dibandingkan dengan negara lain. Ini mungkin bisa membuat Indonesia yang sering masuk ke babak prestisius di ajang-ajang kejuaraan internasional. 
Meskipun Indonesia gagal, semangat juang dan kerja keras mendaftarkan nama Indonesia masuk ke babak semifinal (sesuai yang ditargetkan) memberikan sebuah inspirasi dan makna tersendiri bagi siapa saja yang menyaksikan dan mendukung mereka bertanding di Sudirman Cup 2011. Ini merupakan contoh yang patut diberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi karena mereka telah menjadi pahlawan olahraga Indonesia. 
Semoga di tahun yang akan datang Indonesia bisa membawa pulang Sudirman Cup. 
Solute to Indonesian's badminton teams of  Sudirman Cup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar apapun . Penulis sangat menghargai atas segala kritik, saran dan kesan dari para pembaca.