4 Pokok Ajaran Ki Hajar Dewantoro

1. Namati (Melihat/mengamati), artinya jika kita ingin melakukan sesuatu harus bisa melihat dan mengamati terlebih dahulu hal-hal yang berhubungan dengan apa yang akan dilakukannya, jangan sampai asal bertindak tanpa melihat dan mengamati terlebih dahulu kondisi dan situasi yang bisa mempengaruhi dari apa yang akan dilakukannya.
2. Niteni (Menandai), artinya setelah kita melakukan pengamatan (namati) hal-hal yang berhubungan dengan apa yang akan dilakukannya maka seseorang tersebut haruslah bisa “niteni” sesuatu untuk bisa digunakan sebagai acuan atau contoh sehingga sesuatu yang akan dikerjakan atau dibuat nantinya bisa mendapatkan hasil yang terbaik.
3. Niru (Mencontoh), artinya jika kita akan melakukan sesuatu yang akan dilakukan dan dikerjakan, kita bisa meniru atau mencontoh dari hal apapun yang telah dilakukan oleh orang lain, sehingga kita punya referensi untuk membuat dan menciptakan sesuatu tersebut menjadi yang terbaik dari apa yang pernah kita lakukan. Meniru bukan hal yang tabu jika kita bisa melakukan tindakan tersebut untuk tujuan tertentu. Meniru bukan hal yang hina, namun bisa membuat kita lebih pandai dan mengerti dari apa yang telah dilakukan oleh orang lain, sehingga kita bisa mencontoh mana hal yang baik dan menghindari hal yang buruk.
4. Nambahi (Menambahkan), artinya jika kita bisa melakukan dan mengerjakan sesuatu yang lebih baik dari yang sudah pernah ada, dan kita juga sudah bisa meniru dari yang sudah ada, maka tugas kita selanjutnya adalah “nambahi” atau menambahi terhadap sesuatu yang kita kerjakan tadi dengan kreativitas dan modifikasi sesuai dengan kemampuan kita. Artinya kita bisa mengembangkan sesuatu yang telah ada dan dilakukan oleh orang lain dan kita bisa memodifikasi hal tersebut sehingga kreativitas kita akan semakin menambah added value dari sesuatu yang kita kerjakan tadi.